PETUALANGAN KUCING KECIL by Abdul Wahid Di sebuah desa di Mesir, hiduplah seekor induk kucing dan anaknya. Mereka hidup sederhana namun Al...
PETUALANGAN KUCING KECIL
by Abdul Wahid
Di sebuah desa di Mesir, hiduplah seekor induk kucing dan anaknya. Mereka hidup sederhana namun Allah menenteramkan hati mereka. Keluarga ini adalah keluarga yang taat kepada Allah sehingga apapun yang dimiliki walaupun hanya sedikit mereka bersyukur. Kita sebut saja Si Kucing Kecil ini Katty. Si katty kecil telah diajari ibunya bagaimana berakhlak yang baik terhadap sesama. Namun bagaimanapun Si Kucing Kecil masih anak-anak sehingga ibunya tidak terlalu menekannya. Ibunya sangat menyayanginya karena ia satu-satunya yang ia miliki. Katty juga sayang sama ibunya, dia suka membantu ibunya apapun itu. Walaupun kadang-kadang tidak dapat disebut sebagai bantuan karena yang terjadi malah ibunya semakin dibuat kerepotan karena usaha Katty membantu ibunya (Maklum masih anak-anak..). Namun ibunya memiliki tujuan lain yaitu menanamkan jiwa sosial bagi Katty.
Suatu hari Katty sedang melamun sendiri di serambi rumah. Ibunya tau hal itu sehingga ia berpikir bahwa mungkin anaknya perlu suasana yang baru untuk menyegarkan pikirannya. Lalu ibunya memanggilnya.Ibu : "Katty sayang, sini sebentar Nak...."
Katty : "Iya Ibu.... Ada apa Bu? Mau Katty bantu apa?"
Ibu : "Nggak. Katty, lihat ke luar. Langitnya cerah."
Katty : "Terus kenapa klo cerah?"
Ibu : "Katty nggak mau pergi main? Sudah lama Katty tidak silaturahmi ke rumah Ali."
Katty : "Ali? Oh..iya juga ya Bu. Ya udah klo gitu, Katty pergi dulu ya Bu.. Assalamu'alaikum!"
Ibu : "Wa'alaikumussalam! Hati-hati nak.."
Katty : "Beresss...."
Setelah ijin kepada ibunya, lalu melengganglah Katty menuju sahabatnya itu. Ali adalah sahabat dekat Katty meskipun rumah mereka berjauhan. Katty harus melewati jembatan dan sebuah taman untuk bisa sampai ke rumah sahabatnya itu. Walau pun demikian, Katty menikmati perjalanannya.
Pertama dia harus menyeberangi sebuah sungai yang jernih airnya, lewat jembatan tentu saja. Sambil berjalan melewati jembatan ia melihat ke bawah dari jembatan. Di atas permukaan air dia melihat kawanan angsa yang sedang berenang. Spontan dia mengucapkan salam kepada mereka,"Assalamu'alaikum bapak-ibu...", mereka pun menjawab salamnya dengan ramah,"Wa'alaikumussalam nak.....". Setelah itu dia melewati taman yang dipenuhi bunga-bunga yang harum baunya. Dia pun menghayati harumnya dan mengucapkan,"Subhanallah...". Di sana dia melihat kawanan lebah yang terbang dari satu bunga ke bunga yang lain. Karena penasaran maka dia pun menghampiri salah satu dari mereka dan menyapanya:
Katty : "Assalamu'alaikum Nyonya Lebah!"
Lebah : "Wa'alaikumussalam kucing kecil!"
Katty : "Apa yang sedang Anda dan teman-teman Anda kerjakan wahai nyonya lebah?"
Lebah : "Kami sedang mengumpulkan nectar dari bunga-bunga, kucing kecil."
Katty heran dengan yang diucapkan oleh lebah itu. Sebagaimana kebanyakan anak kecil, Katty juga selalu ingin tahu apabila mendengar kata-kata yang agak asing baginya. Maka dia pun dengan lugunya menanyakan yang ingin dia ketahui.
Katty : "Nectar? Apa itu nectar?"
Lebah : "Nectar adalah bahan dasar untuk membuat madu. Dari nectar bunga-bunga itulah madu dibuat. Kami bekerja mengumpulkan nectar dari pagi sampai sore."
Katty : "Sampai sore? Apakah kalian tidak merasa kelelahan bekerja dari pagi sampai sore?"
Lebah : "Ah, tidak. Kami tidak pernah merasa lelah. Kami adalah lebah pekerja, inilah tugas kami. Dalam masyarakat kami, lebah pekerja dibagi dalam beberapa tugas. Sebagian dari kami membersihkan sarang, sebagian mengumpulkan makanan dan membawanya ke sarang, membuat madu, menghangatkan sarang dan menjaganya. Kami mengerjakan itu setiap hari. Kami tidak kelelahan karena Allah menciptakan kami dengan kelebihan ini."
Katty : "Subahanallah, Allah memang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Lalu apakah kalian tidak merasa bosan dengan bekerja terus?"
Lebah : "Kucing kecil yang lugu, Allah membekali kami dengan karunia yang besar sehingga kami tidak merasa lelah ataupun bosan mengerjakannya. Madu yang kami hasilkan sangat bermanfaat dan demikianlah Allah menunjukkan karunia-Nya kepada makhluk-Nya."
Katty : "Maha suci Allah, sungguh besar karunia Allah kepada kalian. Semoga aku bisa seperti kalian."
Lebah : "Ingat firman Allah kucing kecil bahwa tidaklah Allah menciptakan segala sesuatu sia-sia. Semua yang Allah ciptakan bermanfaat dan masing-masing menjalankan tugasnya untuk keseimbangan alam semesta ini."
Sejenak Katty merenungkan, memikirkan kata-kata sang lebah.
Katty : "Hm... Kalian sungguh luar biasa. Sampai jumpa nyonya lebah! Semoga hari ini kalian dapat mengumpulkan banyak nectar. Terima kasih atas nasehat yang sangat bermanfaat ini. Assalamu'alaikum!"
Lebah : "Wa'alaikumussalam! Hati-hati kucing kecil..."
Katty senang sekali dengan apa yang baru saja ia alami. Ia pun melanjutkan perjalanannya ke rumah sahabatnya. Di rumah Ali dia menceritakan dengan antusias apa yang baru saja ia alami dalam perjalanannya. Setelah merasa cukup kunjungannya ke rumah Ali, ia pun pamit kepada Ali dan ibunya. Lantas pulang dengan wajah yang cerah. Dalam perjalanannya pulang, Katty tak henti-hentinya mengagumi keuletan dan keistiqamahan sang lebah dalam menjalani tugasnya sebagai lebah pekerja.
Sejak saat itu, Katty kecil selalu berusaha agar mampu meneladani sang lebah. Dia berusaha agar setiap bantuannya yang ia berikan kepada ibunya tidak membuat ibunya tambah kerepotan. Ibunya pun semakin sayang pada Katty, ia kagum dalam sehari Si Katty mampu berubah sedemikian drastisnya. Pepatah mengatakan bahwa pengalaman adalah guru yang terbaik. Demikian juga yang dialami oleh Katty, perjalanannya menjadi guru yang terbaik baginya.
